Analis: Kekhawatiran Resesi Bisa Menjadi Sentimen Bullish untuk BTC

Analis: Kekhawatiran Resesi Bisa Menjadi Sentimen Bullish untuk BTC

By Benson Toti - Menit Terbaca

Bitcoin kembali gagal untuk menguat di atas $40rb setelah kenaikan singkat kemarin yang mendorongnya ke level tertinggi $40.280. Pergerakan pasar hari ini telah menunjukkan bahwa BTC turun ke posisi terendah $38.750, meskipun kripto yang menjadi tolok ukur tersebut saat ini diperdagangkan tepat di atas $39.000 menurut data dari pelacak harga kripto, CoinGecko.

Pembalikan negatif juga bisa disaksikan di seluruh pasar, dengan total kapitalisasi pasar turun 1,8%. Ethereum, mata uang kripto peringkat kedua berdasarkan kapitalisasi pasar turun 1,5% dalam 24 jam terakhir.

Kekhawatiran resesi dapat membantu aset berisiko

Kesulitan yang dialami Bitcoin saat ini juga sejalan dengan perlambatan saham pada hari Jumat karena saham raksasa teknologi Amazon dan Apple jatuh setelah masing-masing melaporkan penghasilannya sehari sebelumnya. S&P 500 turun 1% pada perdagangan pagi, sementara Dow Jones Industrial Average dibuka melemah 0,4% dan Nasdaq Composite turun 0,7%.

Lonjakan volatilitas kemungkinan akan memperparah penurunan lebih lanjut di tengah kekhawatiran seputar kebijakan moneter yang ketat oleh Federal Reserve AS. The Fed, yang akan mengadakan pertemuan minggu depan, diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin; faktor yang menurut pengamat pasar dapat berdampak pada pemulihan ekonomi.

Marcus Sotiriou, seorang analis di pialang aset digital GlobalBlock menunjukkan kemungkinan bahwa kenaikan suku bunga yang lebih tinggi dan pengetatan yang berlebihan dari The Fed dapat mempertajam penurunan ekonomi dan menghadirkan sinyal bullish untuk Bitcoin.

Dalam catatan yang dibagikan melalui email pada hari Jumat, Sotiriou mengatakan:

PDB AS berkontraksi sebesar 1,4% pada Q1 2022 karena kekhawatiran resesi meningkat. Ini pertanda bullish untuk aset berisiko seperti Bitcoin dan ekuitas menurut saya, karena Federal Reserve mungkin menjadi kurang hawkish untuk menghindari resesi .”

Kontraksi 1,4% YoY pada kuartal pertama 2022 adalah pertama kalinya PDB menyusut sebanyak ini sejak Q2, 2020.

Prospek terdekat Bitcoin

Yang perlu diperhatikan bagi investor adalah bahwa korelasi antara Bitcoin dan saham telah meningkat selama beberapa bulan terakhir.

Dengan demikian, penurunan di seluruh pasar ekuitas yang timbul dari kegelisahan seputar gejolak geopolitik dan wabah Covid baru dapat menarik BTC turun lebih jauh.

Di sisi lain, lonjakan momentum kenaikan di pasar saham juga dapat membantu Bitcoin menembus di atas level resistance terdekat.